Kamis, 25 April 2013

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business



PERSAMAAN  SHALAT DAN PROYEK


Disini mari kita analisa bersama bagaimana sebenarnya penerapan ilmu shalat ke dalam pekerjaan proyek konstruksi, karena jika kita lihat mungkin ada kaitanya antara keberhasilan pelaksanaan proyek dengan penerapan ilmu shalat didalamnya. Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa Shalat itu untuk mencegah perbuatan keji dan munkar, maka apabila shalat dilakukan dengan baik maka bisa jadi hasil pekerjaan proyek bisa maksimal

Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisa mari kita buat table kegiatan dalam shalat yang wajib maupun sunnah serta kegiatan dalam pekerjaan proyek konstruksi.

No.
Shalat sempurna
Proyek konstruksi bagus
1
Shalat yang dilakukan berjamaah pahalanya lebih banyak daripada melakukan sendiri.
Proyek yang dikerjakan sekumpulan orang akan lebih cepat dan bagus hasilnya daripada dilakukan seorang diri.
2
Shalat sempurna harus mempunyai ilmu terlebih dahulu bagaimana rukun dan tata cara melakukan shalat.
Proyek akan berjalan berhasil jika di laksanakan oleh orang-orang yang sudah mempelajari ilmu dan tata cara pelaksanaan pembangunan.
3
Imam sebagai pemimpin shalat dipilih yang paling ahli  dan mampu membimbing makmum untuk melaksanakan shalat.
Pemimpin proyek dipilih yang paling ahli dan mampu mengarahkan personil untuk melaksanakan proyek dengan baik.
4
Agar shalat diterima maka tidak boleh ada perbuatan tercela dalam pelaksanaan shalat.
Agar hasil pekerjaan kotraktor  dapat diterima pemilik proyek maka tidak boleh melakukan kecurangan seperti korupsi, pembohongan dll.
5
Sebelum shalat melakukan wudhu atau mandi besar untuk membersihkan diri dari hadast kecil.
Sebelum melaksanakan pembangunan proyek melakukan pekerjaan persiapan terlebih dahulu seperti pembersihan area proyek.
6
Agar shalat berjalan dengan sempurna maka harus disertai niat yang benar.
Agar proyek selesai dengan baik maka harus disertai dengan niat yang benar, semua personil tidak
7
Bertakbir mengakui bahwa Allah maha besar.
Yakin kepada kebesaran Allah bahwa proyek konstruksi sesulit apapun dapat selesai dengan izin Allah.
8
Ada tata cara gerakan dan bacaan shalat yang merupakan syarat sah shalat.
Ada tata cara atau metode pelaksanaan konstruksi terbaik yang merupakan syarat agar proyek selesai dengan baik.
9
Dalam shalat imam dan makmum berdiri dan duduk sama rendah, setiap gerakan imam diikuti makmum dan apabila imam salah maka makmum mengingatkanya dengan bacaan yang baik.
Dalam proyek yang bagus pemimpin dan semua personil dalam posisi sama, pemimpin sebagai komando dan apabila salah maka bawahan berhak mengingatkanya dengan cara yang baik.
10
Dalam shalat kita berdoa agar ditunjukan jalan yang lurus seperti jalanya orang-orang shalih.
Dalam pelaksanaan proyek kita berusaha tetap berada dalam perbuatan baik sehingga hasil pekerjaan bagus.
11
Shalat diakhiri dengan ucapan semoga keselamatan selalu untukmu.
Proyek konstruksi diakhiri dengan penyerakan pekerjaan kepada pemilik dengan harapan semoga senang dalam memakai bangunan dan selamat dari bencana keruntuhan bangunan.
12
Shalat dimulai dengan kegiatan santai seperti mendengarkan adzan ,berwudhu kemudian memuncak dalam pelaksanaan shalat, terakhir tidak langsung bubar tapi dilakukan zikir terlebih dahulu agar santai lagi kemudian selesai.
Prinsip jadwal pelaksanaan proyek konstruksi terbaik menyerupai grafik kurva S yaitu pelan diawal, cepat ditengah dan santai lagi diakhir proyek.
13
Dan seterusnya
Dan seterusnya

Begitulah kiranya beberapa analisa yang mungkin bisa jadi pembuka kita dalam melakukan analisa, hal-hal lain sangat banyak sekali apabila kita gali, masalah benar atau tidaknya penulis belum tahu, bagi yang hendak berpendapat dan mengemukakan hal-hal tentang penerapan ilmu shalat kedalam proyek konstruksi bisa dilanjut

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Masjid Agung Demak

Masjid tertua di Indonesia
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai ragam adat dan budaya serta agama. Akan tetapi mayoritas adalah pemeluk agama islam. Sebagai negara dengan penduduk mayoritas pemeluk agama Islam, Indonesia memiliki banyak bangunan bersejarah yang menunjukkan kebesaran agama Islam itu sendiri. Bangunan-bangunan itu diantaranya adalah masjid. Masjid tertua di Indonesia adalah Masjid Agung Demak. Masjid Demak ini dibangun oleh Raden Patah yang juga seorang raja pertama dari Kesultanan Demak. Masjid yang dibangun pada abad ke-15 ini tercatat sering digunakan sebagai tempat berkumpulnya para Wali 9. Pada saat itu, Masjid Agung Demak termasuk dalam kelompok masjid Jamik yang berfungsi sebagai masjid resmi Kesultanan Demak. Masjid tertua di Indonesia ini memiliki 4 tiang penyangga utama yang tiang-tiangnya terbuat dari serpihan kayu (tatal). Di dalam lokasi Masjid Agung Demak ini juga terdapat makam para Raja Demak dan para abdi dalemnya.

Hal lain yang menarik adalah legenda dibangunnya Masjid Agung Demak ini yang diselesaikan dalam waktu 1 malam saja. Walaupun demikian, terdapat beberapa versi tentang kapan dibangunnya Masjid Agung Demak ini. Diantaranya adalah menurut versi Babad, Masjid Agung Demak ini didirikan pada 1477 Masehi  yang ditandai sebuah Candrasengkala yang isinya berbunyi :/Lawang Trus Gunaning Janma"
Pada Masjid Agung Demak, kita bisa menemukan Lawang Bledhek pada pintu utama masjid. Pada lawang bledhek tersebut terdapat catatan yang berbunyi: Naga Mulat Salira Wani. Bangunan Masjid Agung Demak sendiri mengandung unsur kebudayaan Hindu Jawa. Ini dapat dilihat dari bentuk atap masjid yang menyerupai atap candi. Selain itu, jumlah pintu yang terdapat dalam masjid ini adalah berjumlah 5 buah pintu dimana hal tersebut melambangkan Rukun Islam yang jumlahnya ada lima.

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Pesona Masjid Al Irsyad oleh Ridwan Kamil


Di kota mandiri Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, ada sebuah masjid kebanggaan. Masjid Al-Irsyad namanya, karya arsitek kenamaan Ridwan Kamil.



Di kota mandiri Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, ada sebuah masjid kebanggaan. Masjid Al-Irsyad namanya, karya arsitek kenamaan Ridwan Kamil.

Masjid Al-Irsyad mulai dibangun pada 7 September 2009 dan diresmikan pada bulan Agustus 2010. Masjid ini merupakan karya arsitek Ridwan Kamil, terinspirasi oleh Kabah di Masjidil Haram, Mekkah. Kalau Anda perhatikan, pada dinding masjid ini detailnya dibentuk tulisan kaligrafi dengan kalimat As-Syahadah.

Pada saat azan maghrib menggema sampai malam hari, cahaya yang terang dari dalam masjid akan memancar keluar. Ini seolah sebagai ajakan memanggil umat untuk beribadah. Masjid ini cukup luas karena berdiri di atas lahan seluas 1 hektar serta mampu menampung 1.500 jemaah.

Di dalam masjid, Anda akan menemukan ketenangan dan kenyamanan beribadah karena konsepnya dipadukan dengan balutan alam. Seperti arah kiblat yang dibuat terbuka dengan alam, kemudian dinding-dinding masjid dengan ruang keluar masuk udara, juga batu-batu alam di pinggir ruang dalam masjid.

Masjid Al-Irsyad juga memegang predikat sebagai satu dari lima bangunan terbaik tahun 2010 (Building of The Year), menyisihkan pesaingnya dari berbagai negara. Begitu diresmikan pada bulan Agustus 2010, bangunan masjid yang memadukan unsur lingkungan dan semangat Islami langsung memenangkan hati banyak pihak.
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Masjid Raya Baiturrahman

Masjid yang selamat saat bencana tsunami

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda   kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara mesjid.

 

Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja.

Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M. Dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayt Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan.

Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas,meliputi penambahan dua kubah, bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. Sedangkan. perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret.

Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian, perhelatan acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an (yang baru selesai MTQ Telkom-Telkomsel Nasional), tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang, salah satu obyek wisata Islami.

Waktu gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Bangunan Mesjid Terindah Di Dunia


Sebagaimana telah diketahui, mesjid adalah tempat suci bagi umat muslim. Selain menjadi tempat beribadah, mesjid dapat juga menggambarkan kebudayaan islam dan menjadi bangunan dengan arsitektur yang indah, seperti yang akan anda lihat pada foto-foto dari mesjid terkenal di bawah ini yang terdapat di berbagai penjuru dunia :
Mesjid Suci Al-Haram, Arab Saudi
mesjid
Mesjid Nabawi, Arab Saudi
masjid nabawi
Mesjid di Brunei
mesjid
Mesjid Putrajaya, Malaysia – dibangun di atas air
mesjid
Mesjid Umayyad, Damascus
foto mesjid
Mesjid Ubudiah, Kuala Kangsar
mesjid
Mesjid Faisal, Pakistan
foto masjid
Mesjid Jame Asr Hassanil Bolkiah, Brunei
foto mesjid
Mesjid Besar Jumeirah, Dubai
mesjid
Mesjid Putra di Putrajaya, Malaysia
gambar masjid
Mesjid Sheikh Zayed Bin Sultan Al Nahyan, Abu Dhabi UEA
mesjid
Mesjid Sultan Ahmet Camii (The Blue Mosque), Istanbul Turki
mesjid
The Blue Mosque dilihat dari Hagia Sophia
masjid
Mesjid Crystal, Malaysia
foto mesjid
Mesjid Schwetzinger, Jerman
mesjid
Mesjid Suci Golden, Singapura
gambar mesjid
Mesjid Sehzade, Istanbul Turki
mesjid
Makkah, Arab Saudi
mekah
Salah satu mesjid di Jeddah Arab Saudi
mesjid
Mesjid Lao Huasi Sufi di Linxia Cina
foto masjid
The Mezquita, Spanyol
mesjid
Mesjid Sheikh Zayed
gambar masjid
Mesjid Shahjahan, Pakistan
masjid
Mesjid dan Menara Kembar, Malaysia
mesjid
Unknown (tidak diketahui persis letaknya)
gambar masjid
Mesjid Omayad, Syria
mesjid
Mesjid Besar, Bahrain
mesjid
Mesjid Muhammad Ali, Kairo Mesir
masjid
Mesjid Badshahi
mesjid
Mesjid Tooting, London
mesjid
Mesjid Zahir, Malaysia
gambar mesjid
Mesjid Sultan, Singapura
mesjid
Unknown
masjid
Mesjid terbesar di India
mesjid
Mesjid Al-Hassan II, Casablanca Moroko
masjid
Mesjid terbesar di Amerika Utara
foto mesjid
Mesjid Alnour, Sharjah
mesjid
Mesjid Sultan Omar Ali Saifuddin, Brunei
foto masjid
Jadi bagi anda umat muslim yang akan berwisata ke luar negeri, jangan lupa untuk berkunjung juga ke mesjid-mesjid diatas yah.. ^_^
0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Friedrich Silaban (1912-1984): Arsitek Pengukir Sejarah Toleransi


Dia arsitek pengukir sejarah toleransi beragama di negeri ini. Bung Karno menjulukinya sebagai “by the grace of God” karena kemenangannya mengikuti sayembara desain Mesjid Istiqlal. Friedrich Silaban, seorang penganut Kristen Protestan yang taat kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912, wafat dalam usia 72 tahun pada hari Senin, 14 Mei 1984 RSPAD Gatot Subroto Jakarta, karena komplikasi beberapa penyakit yang dideritanya.

Friedrich Silaban, Arsitek Mesjid Istiqlal
Ars. Frederich Silaban Photo
Toleransi beragama yang tinggi sedari dulu telah ditunjukkan oleh umat beragama di Indonesia, baik yang Muslim, Nasrani maupun yang lainnya. Apabila satu pemeluk agama tertentu suatu ketika membangun tempat ibadah, tidak jarang kemudian dibantu oleh umat agama lain. Demikian halnya dalam pembangunan Mesjid Agung Istiqlal. Mesjid yang di awal abad 21 merupakan mesjid terbesar di Asia Tenggara itu, dalam proses pembangunannya telah menyimpan satu sejarah toleransi beragama yang sangat tinggi.

Disebutkan demikian, karena sang arsitek dari mesjid tersebut adalah seorang penganut Kristen Protestan yang taat. Tidak ada yang dibuat-buat sehingga menjadi demikian, namun begitulah memang gambaran toleransi beragama antara umat di negeri ini sejak dulu. Kebesaran jiwa dari umat Islam sangat jelas terlihat disini. Mereka mau menerima pemikiran atau desain tempat ibadah mereka dari seorang yang non muslim. Demikian juga dengan Friedrich Silaban, sang arsitek, telah menunjukkan kebesaran jiwanya dengan terbukanya hati dan pikirannya untuk mengerjakan mesjid yang sangat monumental tersebut.
Pekerjaan karya besar demikian, memang hanya mungkin dilakukan Silaban dengan jiwa besarnya tadi. Sebab dengan perbedaan latar belakang kepercayaan tersebut, maka ia harus terlebih dahulu mampu menjawab pertanyaan yang timbul dalam hati nuraninya sendiri. Pertanyaan dimaksud adalah pantaskah ia sebagai seorang pemeluk Agama Kristen Protestan membuat desain sebuah mesjid?
Sedangkan mesjid dalam hal ini bukanlah sekedar bangunan yang terdiri dari atap genting, dengan dinding batu bata semata. Melainkan merupakan bangunan yang disucikan sebagai tempat umat Islam beribadah dan melakukan kegiatan religius dan sosial lainnya. Apalagi mesjid disini adalah Mesjid Agung Istiqlal (Istiqlal artinya merdeka).
Mesjid yang diniatkan untuk melambangkan kejayaan dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mesjid yang merupakan suatu bangunan monumental kebanggaan seluruh umat Islam di Indonesia, dan akan tercatat sebagai mesjid terbesar di Asia Tenggara dijamannya. Karenanya, bangunan ini akan ‘berbicara’ tidak hanya puluhan tahun tapi sampai ratusan tahun kelak.
Pencetus ide pembangunan mesjid ini sendiri adalah KH Wahid Hasyim yang kala itu menjabat sebagai Menteri Agama RI pertama. Selanjutnya, pada 1950 ayah KH Abdurrahman Wahid (Presiden RI keempat) ini bersama-sama dengan H Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto, Ir Sofwan dan sekitar 200-an orang tokoh Islam pimpinan KH Taufiqorrahman melembagakannya dengan membentuk Yayasan Mesjid Istiqlal.
Lembaga ini kemudian dikukuhkan di hadapan notaris Elisa Pondang pada tanggal 7 Desember 1954. Yayasan Mesjid Istiqlal mengharapkan adanya mesjid yang kelak dapat menjadi identitas bagi mayoritas umat Islam di Indonesia. Gagasan dimaksud, juga mendapat dukungan dari Ir. Soekarno, Presiden RI ketika itu. Bahkan, presiden bersedia membantu pembangunan mesjid.
Demi mendapatkan hasil terbaik, desain mesjid sengaja diperlombakan. Untuk itu dibentuklah tim juri yang beranggotakan Prof. Ir. Rooseno, Ir. H Djuanda, Prof. Ir. Suwardi. Hamka, H. AbubakarAceh dan Oemar Husein Amin yang diketuai langsung oleh Ir. Soekarno.
Setelah melalui beberapa kali pertemuan di Istana Negara dan Istana Bogor, maka pada 5 Juli 1955 tim juri memutuskan desain kreasi Silaban yang berjudul ‘Ketuhanan’ jadi pemenangnya. Dia menciptakan karya besar untuk saudaranya sebangsa yang beragama Islam, tanpa mengorbankan keyakinannya pada agama yang dianutnya.
Sedangkan lokasinya diputuskan di Wilhelmina Park, bekas benteng kolonial Belanda. Karena lokasi yang terletak di depan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat itu tergolong sepi, gelap, dan tembok-tembok bekas bangunan benteng telah ditumbuhi lumut dan ilalang menyemak di mana-mana, maka masyarakat, alim ulama sampai ABRI turun bahu-membahu bekerja bakti membersihkan lokasi tersebut pada tahun 1960. Dan setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 24 Agustus 1961, pemancangan batu pertamapun dilaksanakan oleh Ir. Soekarno.
Pembangunan mesjid ini memakan waktu kurang lebih sepuluh tahun. Panjangnya waktu ini karena pembangunannya memang sempat tersendat oleh krisis ekonomi dan iklim politik yang memanas. Disamping itu, kebetulan pula pembangunan mesjid ini berbarengan dengan pembangunan monumen lainnya, seperti Gelora Senayan (sekarang Gelora Bung Karno) dan Monas.
Bahkan meletusnya peristiwa pemberontakan G 30 S PKI pada 1965, mengakibatkan pembangunannya sempat berhenti total. Dan baru dimulai kembali setelah Menteri Agama KH. M. Dahlan mengupayakan penggalangan dana. Kepengurusanpun diganti dan ditangani langsung oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai koordinator.
Mesjid dengan arsitektur bergaya modern yang memiliki luas bangunan sekitar empat hektar dengan luas tanah mencapai sembilan setengah hektar dan terbagi atas beberapa bagian, yakni gedung induk dan qubah, gedung pendahuluan dan emper penghubung, teras raksasa dan emper keliling, menara, halaman, taman, air mancur, serta ruang wudhu itu akhirnya terselesaikan juga. Penggunaannya kemudian diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978.
Di Mesjid ini, beragam kegiatan diselenggarakan, diantaranya kuliah zuhur, taklim magrib, pengajian kaum ibu, pengajian bulanan, bimbingan qiro atul Qur’an, pengajian tinggi Istiqlal, pusat perpustakaan Islam Indonesia, TK Islam, dan lain-lain.

Pergulatan Hati Silaban.
Menjawab pertanyaan hati nuraninya mengenai pantas tidaknya dirinya membangun sebuah mesjid, maka sebelum Silaban mengikuti sayembara desain Mesjid Istiqlal tersebut, ia minta nasehat dari Monsigneur Geisse, seorang uskup dari Bogor. Dan terutama memohon petunjuk dari Tuhan Allahnya sendiri.

“Oh, Tuhan! Kalau di MataMu itu benar, saya sebagai pengikut Yesus turut dalam sayembara pembuatan Mesjid Besar buat Indonesia di Jakarta. Tolonglah saya! Tunjukkan semua jalan-jalannya dan ide-idenya, supaya saya sukses. Akan tetapi Tuhan! kalau di MataMu itu tidak benar, tidak suka Tuhan saya turut maka gagalkanlah semua usaha saya. Bikin saya sakit atau macam-macam hingga saya tak dapat turut dalam sayembara”, begitu doa Silaban minta petunjuk Tuhan.
Ternyata Arsitek kelahiran Bonandolok (sebelah barat Danau Toba), Sumatera Utara, 16 Desember 1912 ini tidak mengalami hambatan apa-apa ketika hendak mengikuti sayembara. Dengan demikian ia berkesimpulan bahwa Tuhan mengijinkannya, maka iapun mengikuti. Begitulah akhirnya hingga ia dipilih sebagai pemenang pertama.
Desainnya yang menerapkan prinsip minimalis pada Mesjid Istiqlal tersebut serta penataan ruangan-ruangannya yang terbuka di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang lebar diantaranya sehingga memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami kedalamnya, membuat desain Silaban ini sangat cocok untuk mesjid yang berdaya tampung 100.000-an tersebut.

Kisah dengan Bung Karno.
Arsitektur yang satu ini memang seorang yang selalu kuat mempertahankan apa yang sudah diyakininya benar. Sifatnya yang demikian, telah juga menggoreskan kenangan manis dalam perjalanan hidupnya. Sifat pendirian yang konsisten itu telah membuat hubungannya dengan Bung Karno, Presiden Republik Indonesia pertama, menjadi agak menarik dan unik. Cerita dimaksud diungkapkannya pada Solichin Salam dalam satu wawancara pada bulan Pebruari 1978.

Secara jujur dikatakannya, bahwa arsitekturlah yang membuat hubungannya dengan Bung Karno menjadi unik. Menurutnya, selama 24 tahun dia sering berselisih pendapat dengan Bung Karno. Namun dalam perselisihan pendapat itu, katanya, tidak jarang Bung Karno mengakui terus terang bahwa beliau yang salah dan Silabanlah yang benar.
Bagi Anak kelima dari Jonas Silaban (ayah) dan Noria boru Simamora (ibu), ini pengalaman-pengalaman dengan Presiden Soekarno itu menjadi kenangannya sampai mati. “Saya sudah bekerja 47 tahun terus menerus sampai sekarang, tetapi belum pernah ada pemimpin yang mengaku salah pendapat terhadap saya, selain dari Bung Karno. Contoh untuk ini saya sebutkan antara lain masalah kompleks Bangunan Olah Raga (sebelumnya Asian Games-red) Senayan”, kata Silaban saat itu.
“Karena adalah suatu kekeliruan untuk membuat suatu ‘sport complex’ yang berkaliber internasional atau dua bidang tanah yang terpisah oleh sebuah jalan raya yang nanti akan menjadi jalan raya yang tersibuk di Asia Tenggara. Ditilik dari sudut manajemen dan organisasi, ini akan menyulitkan secara terus menerus dan berganda. Betul saya lihat di sini (gambar) direncanakan sebuah tunnel raksasa, di bawah jalan Jenderal Sudirman, tetapi itu terlalu ‘onna tuurijk’.
Di samping itu ‘tunnel’ demikian akan terus kebanjiran, sehingga membutuhkan pompa raksasa untuk menjamin kekeringannya. Tenaga listrik untuk itu dan untuk penerangan ‘tunnel’ demikian besarnya, sehingga cukup untuk sebuah kota menengah. Tetapi bukan itu saja keberatan saya. Keberatan terbesar adalah masalah lalu-1intas. Duku Atas terlalu dekat kepada bundaran Jalan Thamrin seperti tadi saya telah katakan, maka jalan Sudirman akan menjadi jalan raya tersibuk di seluruh Asia Tenggara. Sukar dapat dibayangkan, betapa macetnya lalu lintas apabila ada ‘sport festival’di ‘Asian Games Complex’ itu” katanya.
Suami dari Letty Kievits, ini lebih lanjut mengatakan, untuk menonton pertandingan pada pukul 17.00 (sore), rakyat sudah harus berkumpul di Stadion sejak pukul 13.00 (siang) kalau tidak, mereka tidak akan kebagian tempat. Sementara kalau presiden mau jalan, selalu didahului ‘voorrijders’ dengan sirenenya, sehingga tidak pernah mengalami apa yang harus dihadapi oleh rakyat.
“Jadi kalau tokh Pemerintah mempertahankan Duku Atas sebagai tempat untuk Asian Games itu, maka sudah dapat diramalkan bahwa lalu lintas pada hari-hari ada acara sport di Asian Games Complex, di jalan itu akan macet total. Kalau Presiden tokh mempertahankan tanah Duku Atas itu dengan rencana Rusia yang pada hari ini saya lihat, maka saya khawatir, bahwa kelak anak-anak Guntur akan nyeletuk: Kok kakek kami bodoh amat membuat kompleks stadion begitu”, begitu kritik Silaban dengan jujur kepada Bung Karno ketika itu.
Menurutnya, ketika itu Bung Karno berkomentar, “Ya, Presiden Soekarno yang salah dan Silaban yang benar”. Itulah kenangan yang tak pernah dilupakannya sampai akhir hidupnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan formal di H.I.S. Narumonda, Tapanuli tahun 1927, Koningen Wilhelmina School (K.W.S.) di Jakarta pada tahun 1931, dan Academic van Bouwkunst Amsterdam, Belanda pada tahun 1950, Ia kemudian bekerja menjadi pegawai Kotapraja Batavia, Opster Zeni AD Belanda, Kepala Zenie di Pontianak Kalimantan Barat (1937) dan sebagai Kepala DPU Kotapraja Bogor hingga 1965.
Di zaman kolonial, ayah dari 10 orang anak dan kakek 5 orang cucu, ini sudah menunjukkan prestasi-prestasi yang gemi1ang, seperti misalnya ia berhasil memenangkan sayembara perencanaan rumah Walikota Bogor (1935) dan beberapa hotel. Dalam sayembara-sayembara tersebut, hanya dialah satu-satunya arsitek pribumi. Karyanya dalam membuat monumen mengenang orang-orang Belanda yang gugur melawan Nazi Jerman di masa Perang Dunia II, membuatnya mendapat pujian dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu. Telah banyak karyanya yang sungguh mengagumkan, diantaranya adalah Mesjid Istqlal, Monumen Nasional, Gelora Senayan dan lain-lain.
Karya-karyanya itu jualah yang menobatkannya menjadi orang yang dianggap pantas mendapat penghargaan-penghargaan, baik dari bangsanya sendiri maupun dari luar bangsanya. Penghargaan dimaksud antara lain berupa tanda kehormatan Satya Lencana Pembangunan yang disematkan oleh Presiden Sukarno pada tahun1962. Penghargaan Honorary Citizen (warga negara kehormatan) dari New Orleans, Amerika Serikat. Di samping itu Qubah Mesjid Istiqlal telah diakui Universitas Darmstadt, Jerman Barat sebagai hak ciptanya, sehingga disebut sebagai “Si1aban Dom”, atau qubah Si1aban.
Tokoh yang dijuluki Bung Karno sebagai “by the grace of God” karena kemenangannya mengikuti sayembara desain Mesjid Istiqlal, ini akhirnya tutup usia di RSP AD Gatot Subroto Jakarta, pada hari Senin, 14 Mei 1984, karena komplikasi beberapa penyakit yang dideritanya.
Ia pergi dengan hati bangga, karena hasil karya besarnya telah menjadi kenyataan. Silaban yang sampai akhir hayatnya masih tetap menjabat sebagai Wakil Kepala Proyek Pembangunan Mesjid Istiqlal Jakarta itu akan tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai arsitek dari Mesjid Istiqlal. Sebuah mesjid yang termegah di Asia Tenggara pada jamannya.
Dia pergi setelah mengukir sejarah, suatu sejarah yang lebih tinggi dari karya sebuah hasil seni atau teknologi. Tapi adalah sejarah kemanusiaan, kebersamaan, toleransi. Namanya akan dikenang sepanjang zaman.


Updated with photo from Archicentrum
Sumber : (e-ti/marjuka - Wajah-wajah Nasional oleh: Solichin Salam dan berbagai sumber lain) TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

0 Comments
Posted in Arrangement, Art, Business

Arsitektur Unik Warisan Dinasti Seljuk

Jejak-jejak kejayaan Islam dapat dirunut dari peninggalan arsitektur Islam di berbagai wilayah di dunia. Peninggalan arsitektur Islam ini tidak hanya terpusat di jazirah Arab sebagai tempat lahirnya kebudayaan Islam, tetapi juga menyebar ke arah timur melalui Mesopotamia, Persia, Turki, hingga lembah Sungai Indus. Sedangkan ke arah barat masuk ke Siria, Mesir, Spanyol, Marokko, hingga merambah ke berbagai benua, memasuki Cina, Indonesia, dan daratan di Eropa. 

Kejayaan Islam dalam bidang kebudayaan tersebut hingga kini masih bisa kita saksikan dalam wujud bangunan, baik berupa masjid, istana, makam, madrasah (sekolah), maupun bangunan lainnya peninggalan Khilafah Islamiyah. 

Sejarah mencatat orang-orang Turki dikenal sebagai bangsa yang banyak memiliki andil dalam pengembangan arsitektur Islam ke negara-negara lainnya. Andil mereka dapat dilihat pada bangunan-bangunan yang telah berdiri sejak Dinasti Seljuk memegang tampuk kekuasaan Khilafah Islamiyah pada abad ke-11 M hingga 14 M. Dinasti ini merupakan kekaisaran Islam pertama Turki yang memerintah dunia Islam. Kekuasaan yang digenggamnya begitu luas meliputi Asia Tengah dan Timur Tengah, terbentang dari Anatolia hingga ke Punjab di belahan selatan Asia. 

Kekaisaran Seljuk memang dikenal sangat mendukung dan mendorong perkembangan kebudayaan, salah satunya seni bina bangun atau arsitektur. Tak heran, bila pada era kekuasaan Dinasti Seljuk, banyak berdiri karya arsitektur yang mengagumkan. Dinasti ini mampu menghidupkan kembali pencapaian Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah dalam bidang arsitektur. 

Variasi dan kualitas ornamen-ornamen serta bentuk dan teknik arsitektur peninggalan Dinasti Seljuk mampu menjadi inspirasi bagi para arsitek Muslim dan para ahli batu di seluruh dunia. Keunggulan dan kehebatan arsitektur warisan Dinasti Seljuk dapat disaksikan dari bangunan-bangunan peninggalan bersejarah di Iran, Anatolia, serta wilayah Asia minor Muslim. 

Para arsitek dunia mencatat ada dua karya seni arsitektur yang paling unik warisan Dinasti Seljuk, yakni caravanserai (tempat singgah bagi para pendatang) serta madrasah. Caravanserai banyak berdiri di wilayah kekuasaan Seljuk lantaran dinasti itu amat mendorong perdagangan dan bisnis. Sedangkan gedung madrasah yang menyebar di daerah kekuasaan Kerajaan Seljuk, mencerminkan geliat aktivitas pendidikan. 

Kontribusi Dinasti Seljuk dalam bidang arsitektur begitu besar. Sejarah mencatat beberapa kontribusi Dinasti Seljuk dalam bidang arsitektur, antara lain: pertama, memperkenalkan konsep baru tempat iman masjid. Kedua, mengembangkan dan memperbanyak madrasah untuk sarana pendidikan. Ketiga, memperkenalkan caravanserai. Keempat, mengembangkan dan mengkolaborasi arsitektur makam. 

Kelima, keberhasilan membangun kubah berbentuk kerucut. Keenam, mempromosikan penggunaan motif-motif muqarnas. Ketujuh, memperkenalkan elemen pertama seni baroque yang menyebar ke seluruh Eropa di abad ke-16 M. Karena itu, kehebatan dan keunikan gaya ersitektur Seljuk telah diakui dunia, termasuk arsitektur modern. Para arsitek Barat pun banyak belajar dari arsitektur Seljuk.


Ragam Arsitektur Seljuk

* Caravanserai
Penguasa Dinasti Seljuk begitu banyak membangun caravanserai atau tempat singgah bagi para pendatang atau pelancong. Caravanserai dibangun untuk menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan dijamu di caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma alias gratis.

Di caravanserai itulah, para pendatang akan dijamu dengan makanan serta hiburan. Secara fisik, bangunan caravanserai terdiri atas halaman, bangunan gedungnya dipercantik dengan membentuk pola lengkungan. Dalam caravanserai terdapat kamar menginap, depo, kamar pengawal, serta tersedia juga kandang untuk alat transportasi seperti kuda.

Caravanserai dikelola oleh sebuah lembaga donor. Organisasi itu pertama kali didirikan di Rabat Malik. Caravanserai di wilayah Iran itu menjadi cikal bakal berdirinya tempat singgah khas Dinasti Seljuk. Caravanserai pertama itu dibangun pada tahun 1078 M oleh Sultan Nasr di antara rute Bukhara-Samarkand. Struktur bangunan caravanserai Seljuk meniru istana padang Dinasti Abbasiyah. Bentuknya segi empat dan ditopang dengan dinding yang kuat.

* Madrasah
Menurut ahli etimologi Eropa, Van Berchem, para arsitektur di era Dinasti Seljuk mulai mengembangkan bentuk, fungsi, dan karakter masjid. Bangunan masjid diperluas menjadi madrasah. Bangunan madrasah pertama muncul di Khurasan pada awal abad ke-10 M sebagai sebuah adaptasi dari rumah para guru untuk menerima murid.

Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan madrasah diadopsi oleh Perdana Menteri yang berkuasa pada masa kekaisaran Seljuk, Nizam al-Mulk, menjadi bangunan publik. Sang emir terispirasi oleh penguasa Ghasnavid dari Persia. Di Persia, madrasah dijadikan tempat pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun Nizam al-Mulk terdapat di Baghdad sekitar tahun 1065-1067 M.

Fakta menunjukkan, madrasah yang dibangun antara tahun 1080 M hingga 1092 M di Kharghird, Khurasan, sudah menggunakan empat iwan. Secara fisik, bangunan madrasah Seljuk terdiri atas halaman gedung yang dikelilingi tembok dan dilengkapi empat iwan. Selain itu, juga ada asrama dan ruang belajar.

Salah satu madrasah terbaik yang bisa dijadikan contoh berada di Anatolia. Bangunan madrasah itu menerapkan karakter khas Iran, termasuk penggunaan iwan dan menara ganda yang membingkai pintu gerbang.

* Menara Masjid
Bentuk menara masjid-masjid di Iran yang dibangun Dinasti Seljuk secara substansial berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara masjid Seljuk mengadopsi menara silinder sebagai ganti menara berbentuk segi empat.

* Makam
Pada era kejayaan Dinasti Seljuk pembangunan makam mulai dikembangkan. Model bangunan makam Seljuk merupakan pengembangan dari tugu yang dibangun untuk menghormati penguasa Umayyah pada abad ke-8 M. Namun, bangunan makam yang dikembangkan para arsitek Seljuk mengambil dimensi baru.

Bangunan makam yang megah dibangun pada era Seljuk tak haya ditujukan untuk menghormati para penguasa yang sudah meninggal. Tapi, para ulama dan sarjana atau ilmuwan terkemuka juga mendapatkan tempat yang sama. Tak heran, bila makam penguasa dan ilmuwan terkemuka di era Seljuk hingga kini masih berdiri kokoh.

Bangunan makam Seljuk menampilkan beragam bentuk, termasuk oktagonal (persegi delapan), berbentuk silinder, dan bentuk-bentuk segi empat ditutupi dengan kubah, terutama di Iran. Selain itu, ada pula yang atapnya berbentuk kerucut, terutama di Anatolia. Bangunan makam biasanya dibangun di sekitar tempat tinggal tokoh atau bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah.

* Masjid

Inovasi para arsitektur Dinasti Seljuk yang lainnya tampak pada bangunan masjidnya. Masjid Seljuk sering disebut Masjid Kiosque. Bangunan masjid ini biasanya lebih kecil yang terdiri atas sebuah kubah dan berdiri melengkung dengan tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas masjid Kiosque. Model masjid khas Seljuk ini seringkali dihubungkan dengan kompleks bangunan yang luas, seperti caravanserai dan madrasah.


sumber : http://ristu-hasriandi.blogspot.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...